Ferrari 599 GTB Fiorano

0 Comments »
The Ferrari 599 GTB Fiorano (internal code F139) is Ferrari's 2-seat Gran Turismo flagship model, replacing the 575 M Maranello in 2006 as a 2007 model. The 599 GTB debuted at the Geneva Motor Show on February 28, 2006. Styling of the 599 GTB was handled by Pininfarina, under the direction of Ferrari stylist, Frank Stephenson. It is named for its total engine displacement (5999 cc), Gran Turismo Berlinetta nature, and the Fiorano Circuit test track used by Ferrari.

Manufacturer Ferrari
Parent company Fiat Group
Production 2006–
Predecessor Ferrari 575M Maranello
Class Gran Turismo
Body style(s) 2-seat berlinetta
Layout FR layout
Engine(s) 6.0 L Tipo F133F V12
Transmission(s) 6-speed manual
6-speed 'F1' sequential
Wheelbase 2750 mm (108.3 in)
Length 4665 mm (183.7 in)
Width 1962 mm (77.2 in)
Height 1336 mm (52.6 in)
Curb weight 1690 kg (3722 lb)
Related Ferrari 612 Scaglietti
Designer Frank Stephenson at Pininfarina[1]


Engine

Tipo F133F 6.0 L (5999 cc) V12 engine produces a maximum 620 PS (456 kW/612 hp) , making it the most-powerful series production Ferrari road car. Its 608 N·m (448 ft·lbf) of torque will also be a high for Ferrari's GT cars. Most of the modifications to the engine were done to allow it to fit in the Fiorano's engine bay (the original Enzo version could be taller since the mid-mounted position allowed it to be so). The company claims a top speed in excess of 330 km/h (205 mph) , 0-100 km/h (62 mph) in 3.7 seconds ,[2] and 11.0 seconds to 200 km/h (124 mph) .[3]

Engine type Displacement Power Torque
Tipo F133FV12 6.0 L (5999 cc) 620 PS (456 kW/612 hp) @ 7600 rpm 608 N·m (448 ft·lbf) @ 5600 rpm

Miscellaneous details

Front view of a Ferrari 599 GTB Fiorano in Melbourne, Australia.
Front view of a Ferrari 599 GTB Fiorano in Melbourne, Australia.

The first publicly recorded crash of a 599 GTB occurred when Car and Driver writer Aaron Robinson crashed one into the retaining wall of the Passo della Cisa in Italy, a few meters from a monument to Enzo Ferrari (for his finishing fourth in a 1919 hill climb on that same road). The car suffered only minor damage to the front right fender, and Robinson and photographer Mike Valente were able to drive it back to the factory.

Fiat CEO Sergio Marchionne has also crashed his 599 GTB in November 2007.

To market the 599 GTB in the Americas, Ferrari embarked on a 20,000-mile (32,000 km) trek from Brazil to New York in two cars. The two cars drove through 16 countries and had minimal (mainly suspension) changes made to the mechanicals.

Evo Magazine named the 599 GTB as the Car of the Year for 2006 despite strong competition from rivals Porsche and Lamborghini and other high-performance cars. The Stuttgart marque has been an evo Car of the Year favorite winning in 1998, 1999, 2000, 2003, and 2004. Even with the release of the brilliant 911 Turbo (997), it was denied from the list because the 911 GT3 (997) was considered more impressive. Notably, previous GT3s have won the eCOTY in '99 and '03, making the current car a fierce contender for the title. The Porsche came in second with 94.8 points just behind the 599 with 95.4 points. Lamborghini came in third with the redesigned and more powerful Murciélago LP640 garnering 93.4 points. The three supercar marques were clear front-runners with a wide gap ahead of the Chevrolet Corvette Z06 (89.6), Lotus Elise S (89.3), Jaguar XKR (87.0), Renaultsport Mégane (86.2), Mercedes-Benz CLS63 AMG (85.4) and Aston Martin DB9 Sports Pack (84.4).

Top Gear Magazine also named the 599 GTB as the Supercar of the Year 2006. However, the Jaguar XK was named overall Car of the Year chosen from the winners of several categories.

Although Ferrari estimated a 0–100 km/h time of 3.7 seconds, tests have achieved a better time. During a track test, Evo Magazine achieved a time of 3.5 seconds and lapped the Bedford Autodrome in 1.23.10, making it faster than the Ascari KZ1, the Porsche 997 Turbo and 996 GT3 RS, Ferrari F430, Lamborghini Gallardo '04, and the Chevrolet Corvette Z06. However, it was still slower than the Gallardo SE ('06) and three other supercars. Motor Trend timed an even better 0–100 km/h time of 3.2 seconds with a Ferrari test driver.

Road & Track also timed the 0–60 mph time at 3.2 seconds in a road test which appeared in the May 2007 issue.[6]

Autocar UK had a comprehensive 599 GTB review which appeared in the May 16, 2007 issue.[7]

The 599 GTB is also the first Ferrari ever to come with an iPod connection as standard.[8]

The 599 GTB manufacturing process and the Maranello plant were featured on National Geographic Channel's series Ultimate Factories in 2006.

source : http://en.wikipedia.org/wiki/Ferrari_599_GTB_Fiorano

Please Save Google AdSense!

0 Comments »

Please Save Google AdSense!


Entah kapan tepatnya, tapi beberapa bulan lalu saya mendapat telepon dari seseorang yang mengaku tinggal di Yogyakarta. Ia, yang ternyata seorang publisher AdSense, dengan sedikit panik, menanyakan bagaimana cara mencairkan cek dari Google AdSense yang baru saja ia terima dan apakah menggunakan jasa-jasa pencairan instan tersebut aman atau tidak. Setelah sedikit bercakap, ternyata kepanikannya tersebut dikarenakan minggu depan adiknya harus membayar kuliah dan satu-satunya harapan solusi ada pada selembar cek dari Citibank New York. Syukurlah, beberapa hari kemudian rekan tersebut memberi kabar bahwa cek telah cair dengan selamat dan pendidikan adiknya pun ikut terselamatkan.


Ada satu kisah lagi.


Minggu lalu, rekan lain jauh-jauh berkunjung dari Malang. Ia baru saja keluar dari pekerjaannya dan mulai menekuni bisnis internet, termasuk AdSense. Yang menarik adalah, pekerjaan lamanya menuntutnya untuk sedikit banyak masuk ke dalam dunia “gelap”. Pertentangan batin antara moral dan kebutuhan hidup akhirnya terpecahkan setelah ia mengenal bisnis internet. Ya, seperti disebutkan di atas, rekan Ngalam ini kemudian berhenti dari pekerjaan lamanya dan memilih untuk berbisnis internet. “Cari duit dari bisnis yang jauh dari maksiat“, begitu kira-kira alasannya.


Dua cerita tersebut jelas bukan cerita langka. Banyak guliran kisah lain yang berhubungan dengan AdSense dan bisnis internet.


Dari yang sekedar menambah uang saku, membiayai pernikahan, membayar hutang orang tua, hingga membiayai pengobatan dirinya (bukan orang Indonesia sih, tapi merupakan contoh yang paling tepat untut kasus tersebut) atau saudaranya.


Sungguh naif sekali jika ada yang mengatakan bahwa mencari uang dari AdSense adalah pekerjaan orang-orang berduit dan hanya bertujuan untuk memperkaya diri (sengaja tidak saya link karena malas kasih backlink ke orang yang berpendapat seperti itu).


Tapi yang lebih bangsat keterlaluan lagi adalah orang-orang yang dengan sengaja mematikan bisnis internet di Indonesia.


Apabila Anda menganggap metode double reissue sudah cukup jahat, saya yakin Anda akan kaget jika mendengar ada yang dengan sengaja memalsukan cek AdSense (beserta KTPnya) dan mencoba mencairkannya ke salah satu jasa pencairan cek instan!


Mungkin bangsa kita memang jagonya dalah urusan bunuh-membunuh dan khianat-mengkhinati antar sesama. Lha wong gak boleh pinjam handuk saja sahabat karib bisa dibacok, apalagi yang menyangkut masalah duit…


Di luar kesengajaan itu, jumlah pemain AdSense di Indonesia yang di-banned pun semakin banyak. Saya yakin yang menimpa rekan Isnaini beberapa waktu lalu tidak dapat dilupakan dengan mudah oleh semua publisher AdSense.


Terus terang saya setuju dengan pendapat mas Jabier yang menyatakan bahwa banyak publisher AdSense baru yang “salah jalan” dan menganggap bahwa AdSense adalah bisnis main-main. Bisnis instan yang katanya hanya beberapa jam situs web online kita sudah bisa dapat $$$.


Pemicunya? Sekali lagi saya sependapat dengan tudingan kepada penyelenggara seminar dan kursus AdSense serta bisnis internet yang mulai menjamur. Tidak semuanya tentunya, tapi mereka-mereka yang hanya mementingkan gendutnya dompet mereka sendiri dengan menjanjikan instanitas perolehan dolar dari AdSense. Ujung-ujungnya, yang awam pun mengira bahwa click exchange dan click fraud adalah hal yang sudah sewajarnya dilakukan.


Apalagi seminar diimbuhi dengan jargon-jargon hebat ; “Menjaring ribuan dollar dari Adsense !”, “Cara Kaya liwat Google”, “Cara Mudah Berburu Dollar “, “Cara Klik Google Paling Aman”, dll, dll.



Saya sendiri pernah “menyamar” dan mengikuti salah satu kursus AdSense yang diselenggarakan online. Materi-materi awalnya memang standard dan tampak valid. Namun buntutnya, pelajaran tentang cara melakukan pertukaran klik yang baik dan benar.


Mungkin hampir tidak ada yang tahu bahwa saya menyelenggarakan kursus AdSense berbayar, yang jujur saja, peminatnya sangat sedikit. Kenapa? Dari awal saya selalu mengatakan tidak dapat memberikan klaim masalah penghasilan karena bisnis internet itu sendiri tidak semudah membalikkan telapak tangan (untuk saya sekali pun). Selain itu, hampir semua yang berminat untuk mengikuti kursus selalu saya minta untuk terlebih dahulu belajar secara otodidak di blog ini dengan harapan tidak melewatkan artikel ini. Dan sepertinya sukses, yang membaca artikel tersebut semakin banyak dan peserta kursus semakin sedikit, hehehe.

Untuk seminar? Wah, pendapat saya masih sama dengan sebelumnya. Kebanyakan seminar tetap saja menjual janji dan menunjukkan sisi surganya tanpa mengenalkan sudut lain dari yang disebut sebagai “prospek keberhasilan. Bukan omong kosong karena saya pun terkadang hadir di seminar-seminar tersebut (apalagi kalau gratis, hehehe).


Kembali ke masalah banned dan click fraud, untuk kesekian kalinya saya mendengar rumor masalah rencana Google untuk melakukan massive sweeping bagi publisher AdSense Indonesia. Informasinya belum jelas, walaupun begitu tetap saja membuat makan tak lahap dan tidur tak nyenyak, hehehe. Namun apabila kejadian itu benar-benar terjadi, saya mungkin akan bersikap egois dan berharap bahwa setidaknya account saya aman dari sweeping.


Oke. Saya bohong. Saya juga berharap teman-teman publisher AdSense semua lolos dari razia tersebut. Khususnya semua yang selama ini sudah bersikap fair play terhadap aturan-aturan Google AdSense.


Oleh karena itu mungkin sudah saatnya bagi kita untuk bersikap pro-aktif dalam melindungi dan menjaga kelangsungan bisnis Google AdSense di Indonesia. Hindari melakukan kecurangan dan ingatkan jika ada orang lain yang melakukannya. Jika tidak mempan, laporkan saja kepada pihak Google AdSense. Takut karena ada kemungkinan account Anda diisengi? Tidak perlu karena toh jika sweeping benar-benar terjadi, belum tentu account Anda (dan saya) akan lolos. Jika masih takut, baca artikel ini untuk P3K click fraud.


Mari kita selamatkan Google AdSense dari kehancurannya di Indonesia.


Please Save Google AdSense!



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 28 August 2007. Artikel ini disponsori oleh LowonganPekerjaan.Net, situs penyedia informasi lowongan kerja terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

Results and Standings, Grands Prix F1 2008

, 0 Comments »
Rd. Grand Prix Pole Position Fastest Lap Winning Driver Winning Constructor Report
1 Flag of Australia Australian Grand Prix Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of Finland Heikki Kovalainen Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of the United Kingdom McLaren-Mercedes Report
2 Flag of Malaysia Malaysian Grand Prix Flag of Brazil Felipe Massa Flag of Germany Nick Heidfeld Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Italy Ferrari Report
3 Flag of Bahrain Bahrain Grand Prix Flag of Poland Robert Kubica Flag of Finland Heikki Kovalainen Flag of Brazil Felipe Massa Flag of Italy Ferrari Report
4 Flag of Spain Spanish Grand Prix Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Italy Ferrari Report
5 Flag of Turkey Turkish Grand Prix Flag of Brazil Felipe Massa Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Brazil Felipe Massa Flag of Italy Ferrari Report
6 Flag of Monaco Monaco Grand Prix Flag of Brazil Felipe Massa Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of the United Kingdom McLaren-Mercedes Report
7 Flag of Canada Canadian Grand Prix Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Poland Robert Kubica Flag of Germany BMW Sauber Report
8 Flag of France French Grand Prix Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of Brazil Felipe Massa Flag of Italy Ferrari Report
9 Flag of the United Kingdom British Grand Prix Flag of Finland Heikki Kovalainen Flag of Finland Kimi Räikkönen Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of the United Kingdom McLaren-Mercedes Report
10 Flag of Germany German Grand Prix Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of Germany Nick Heidfeld Flag of the United Kingdom Lewis Hamilton Flag of the United Kingdom McLaren-Mercedes Report
11 Flag of Hungary Hungarian Grand Prix



Report
12 Flag of Europe European Grand Prix



Report
13 Flag of Belgium Belgian Grand Prix



Report
14 Flag of Italy Italian Grand Prix



Report
15 Flag of Singapore Singapore Grand Prix



Report
16 Flag of Japan Japanese Grand Prix



Report
17 Flag of the People's Republic of China Chinese Grand Prix



Report
18 Flag of Brazil Brazilian Grand Prix



Report

Mybloglog

BlogCatalog